Usai sudah pelaksanaan kejuaraan besar kedua di awal tahun ini. Malaysia sebagai negara penyelenggara, menawarkan hadiah total sebesar US$ 500.000,-. Banyak kejutan dari hari ke hari di kejuaraan yang dimainkan di National Sport Complex, Bukit Jalil, Malaysia. Kejuaraan yang tahun lalu sudah berlabel Super Series, di tahun 2014 berubah naik kelas menjadi Super Series Premier.
Kejutan dari karpet hijau di mulai dari babak pertama di nomor ganda campuran. Pasangan ganda campuran baru Praveen Jordan/Debby Susanto memulai debutnya. Berlatih bersama untuk waktu belum kurang dari sebulan setelah Praveen menjadi pemain Pelatnas, rupanya tak membuat kedua pemain ini kehilangan sentuhannya sebagai pemain yang baru di pasangkan. Gebrakan pertama di buat dengan menggusur andalan tuan rumah Tan Aik Quan/Lai Pei Jing. Praveen/Debby tak takut dengan peringkat 26 dunia yang di miliki lawan. Hanya dalam dua game, pasangan asal PB Djarum ini menang.
Korban berikutnya kembali berasal dari Malaysia. Kali ini Chan Peng Soon/Goh Liu Ying tersengat dengan permainan Praveen/Debby. Praveen/Debby mengalahkan pasangan Malaysia berperingkat enam dunia pertarungan dramatis tiga game. Sayang langkahnya terbentur pasangan Denmark yang lebih berpengalaman, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen di babak perempat final.
Tak bisa di pungkiri, kekuatan ganda campuran dunia kini berpusat pada empat pasangan saja. Dua asal China, yakni Zhang Nan/Zhao Yunlei dan Xu Chen/Ma Jin, satu dari Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan satu lagi dari Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen. Diantara ke empat pasangan ini, yang paling siaplah yang akan berdiri di podium tertinggi. Rupanya, cedera kaki kanan yang di alami Tontowi Ahmad rupanya menggagalkan ambisinya untuk membuka pundi juara di awal tahun. Ia tak bisa leluasa menutup karpet hijau dan akhirnya menyerah di tangan salah satu musuh bebuyutannya di babak semifinal, Xu Chen/Ma Jin. Nasib serupa di alami unggulan pertama Zhang Nan/Zhao Yunlei yang terhenti di babak semifinal dari Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen. Xu Chen/Ma Jin lah yang akhirnya tampil menjadi kampiun.
Ganda putra menjadi nomor yang banyak menelorkan kejutan. Tidak maksimalnya penampilan ganda putra nomor satu Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, membuat juara Djarum Indonesia Open Super Series Premier 2013 ini terhenti di babak pertama. Namun perjuangan di ganda putra di teruskan oleh juniornya Angga Pratama/Rian Aguns Saputra. Berulang kali, ganda nomor dua Indonesia ini membuat kejutan. Juara All England Super Series 2013 Liu Xiaolong/Qiu Zihan yang juga merupakan unggulan ke -4 di hentikan babak kedua. Unggulan ke-5 Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong tuntas dikalahkan di babak perempat final. Rian/Angga hanya kalah ganda Malaysia Goh V Shem/Lim Khim Wah. Final ganda putra memunculkan kejutan, karena dua pasang yang saling berhadapan bukan merupakan pasangan unggulan teratas.
Di bagian putri, pemain Indonesia Bellaetrix Manuputy menjadi salah satu pemain yang membuat kejutan. Ia yang hanya berperingkat tiga puluh lima dunia muncul di babak delapan besar, diantara pemain top dunia. Hadirnya pemain yang biasa di panggil Bela di babak perempat final, tak lain karena prestasinya mengalahkan pemain nomor satu China Taipei Tai Tzu Ying. Akane Yamaguchi, pemain belia asal Jepang juga menggebrak pentas bulutangkis dunia. Juara dunia Junior 2013 ini mengalahkan juara dunia asal Thailand Ratchanok Inthanon. Padahal pemain nomor satu Thailand ini datang sebagai pemain unggulan ke-3. Langkah Akane kembali menebar ancaman. Seniornya di Jepang Minatsu Mitani, pemain berperingkat 13 dunia, di \hentikan di babak ke dua. Final tunggal putri sendiri akhirnya mempertemukan dua pemain China. Final ideal antara unggulan pertama dan kedua di menangkan oleh Li Xuerui setelah menggusur kompatriotnya Wang Shixian.
Tak hadirnya pasangan ganda putri nomor satu dunia, Wang Xiaoli/Yu Yang, dimanfaatkan sepenuhnya oleh juniornya Bao Yixin/Tang Jinhua yang muncul sebagai juara. Padahal di babak kedua, sang juara ini nyaris dikalahkan ganda muda Indonesia, Suci Rizki Andini/Tiara Rosalia Nuraidah. Lewat pertarungan seru di babak final, unggulan ke-5 asal China ini mengalahkan andalan Jepang, Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo yang berada di posisi unggulan ke-3.
Nitya Krishinda Maheswati/Greysia Polii juga mencatatkan diri sebagai pasangan yang mampu menumbangkan unggulan. Di babak pertama, pasangan yang kini berada pada peringkat 9 dunia ini menghentikan ganda Korea Selatan Kim So Young/ Jang Ye Na yang masuk dalam unggulan ke-7.
Tampilnya Tommy Sugiarto di babak final seolah memberikan angin segar akan kebangkitan pemain putra Indonesia, meski akhirnya ia menyerah di tangan pemain nomor satu dunia Lee Chong Wei. Namun apa yang di tampilkan Tommy pada laga final menunjukkan permainan yang ciamik. Tommy mampu mengimbangi permainan apik peraihmedali perak Olimpiade London 2012 terutama di game pertama.
Chen Long, pemain nomor dua dunia asal China masuk dalam daftar kejutan. Namun kejutan yang di terima justru akibat kekalahan yang di deritanya di tangan pemain Jepang Kenichi Tago. Pemain Jepang lainya Kento Momota juga menjadi pemain yang bisa mengalahkan pemain unggulan. Boonsak Ponsana, unggulan ke- 6 asal Thailand terhenti di tangan Kento Momota.
Sejauh ini prestasi terbaik pemain asal PB Djarum masih di pegang oleh Tonwowi Ahmad yang berpasangan dengan Liliyana Natsir diganda campuran. Owi/Butet mencatatkan dirinya sebagai semifinalis. Prestasi kedua di pegang oleh pasangan baru Praveen Jordan/Debby Susanto yang menjadi perempatfinalis. Vita Marissa bersama Variella Aprilsasi hanya bisa berbicara sampai di babak kedua. Sementara itu di ganda campuran, Vita kini menggandeng Muhammad Rijal, terhenti di babak pertama. Di tunggal putra, Dionysius Hayom Rumbaka juga belum beranjak dari babak pertama. (AR)