Pebulutangkis putri Indonesia, Adriyanti Firdasari berhasil menerobos babak perempat final kejuaraan bulutangkis Macau Open Grand Prix Gold 2014. Di kejuaraan yang menyediakan hadiah total US$ 120.000- ini Adriyanti bermain dengan apik. Yao Xue, Lawan yang berasal dari China di babak kedua mampu di hentikannya hanya dalam dua game. Menang di game pertama dengan 21-15, Firda kembali unggul di game kedua dengan 21-14.
Di babak perempat final hari ini (28/11) Firda kembali akan bertemu pemain China lainnya, Yu Sun. Yu Sun merupakan unggulan ke-7 dalam turnamen ini. Ia sempat menjadi juara tunggal putri pada kejuaraan Bitburger Oen Grand Prix Gold 2014. Firda pernah sekali bertemu dengan pemain putri China berperingkat 19 dunia ini. Namun Firda gagal menghadangnya dan menyerah rubber game di turnamen Macau Open Grand Prix Gold 2012 lalu.
Lindaweni Fanetri gagal menghadang laju unggulan ke-2 asal India Sindhu PV. Pertemuan ke-7 dengan pemain India berperingkat 11 dunia ini kembali di menangkan oleh Sindhu. Kali ini Lindaweni kalah rubber game dengan 16-21, 21-16, 19-21.
Di game pertama sebenarnya Linda mampu mengimbangi peraih medali perunggu Wolrd Champihonships 2014, namun sayang, setelah mendekat di angka 15-16 Sindhu bisa cepat menutup game pertama dengan 21-16.
Usaha Lindaweni untuk bermain agresif di game kedua menuai hasil. Lindaweni sukses memaksa pemain India bertubuh jangkung ini berkali-kali memungut bola di lapangannya sendiri. Game keduapun menjadi miliknya dengan kedudukan 21-16.
Lindaweni sempat memberikan harapan di game ketiga. Ia yang sudah berada di atas angin sempat unggul jauh 17-10. Sayang, konsentrasinya buyar di saat point kritis. Hanya dalam sekali service, pemain India melesat dan mengunci perolehan angka Lindaweni dengan 19-17. Lindapun menyerah di game ketiga dengan 19-21.
Sarwendah Kusumawardani, pelatih tuggal putri Indonesia yang mendampingi Lindaweni selama pertandingan menyayangkan kekalahan anak didiknya ini.
“Linda sebetulnya sudah bermain dengan benar di game kedua. Permainan cepat Sindhu juga sudah bisa diantisipasi. Namun ini adalah kebiasaan Linda. Kalau sudah unggul kadang kehilangsn kosentrasi dan skornya tersusul oleh lawan,” ujarnya kepada badmintonindonesia.org. (AR)