Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [World Junior Championships 2016] Endang Ingin Samai Capaian Dua Tahun Silam
02 November 2016
[World Junior Championships 2016] Endang Ingin Samai Capaian Dua Tahun Silam
 
 

Ganda putri Indonesia, Rosyita Eka Putri Sari/Apriani Rahayu berhasil menjadi runner up di Kejuaraan Dunia Junior (WJC) 2014 silam dibawah pelatihan Endang Nursugianti. Kali ini, Endang kembali turun menangani ganda putri Indonesia untuk bertarung di Bilbao Arena, Spanyol.

Apriani Rahayu menjadi pemain paling senior yang dibawa Endang kali ini. Apriani akan bermain bersama Tania Oktaviani Kusumah di nomor perorangan, skuad ganda putri pun dilengkapi oleh Yulfira Barkah/Jauza Fadhila Sugiarto dan Serena Kani/Mychelle Chrystine Bandaso.

“Saya harap Apriani yang paling berpengalaman bisa membawa pengaruh positif bagi rekan-rekannya, saya tentu berharap bisa setidaknya mengulang prestasi dua tahun lalu. Meskipun memang melihat peta persaingan yang ada, sejauh ini saya berharap setidaknya mereka bisa meraih medali,” ujarnya saat dijumpai di Bilbao Arena.

Jauza, Yulfira dan Tania yang sempat mengalami cedera di tahun ini diakui Endang sudah dalam kondisi prima. “Sekarang kondisi semua anak-anak sudah kembali normal, kondisi di tim ganda putri sejauh ini pun sudah kembali baik. Tidak ada kendala,” lanjutnya.

Melihat peluang di nomor beregu, Endang pun berharap anak didiknya bisa memberikan hasil semaksimal mungkin. “Di beregu memang peluang kita saat ini tidak gampang, tetapi kalau ditanya target mereka harusnya bisa memberikan yang terbaik, dan bisa ambil gelar. Kita juga sudah lama tidak ada gelar di nomor junior,” pungkasnya.

Indonesia terakhir berhasil mencuri gelar di arena WJC adalah tahun 2012, kala itu Edi Subaktiar/Melati Daeva Oktavianti sukses menjadi kampiun di nomor ganda campuran. Sementara di perebutan Piala Suhandinata, Indonesia memang belum pernah berhasil membawa pulang Piala, dan harus finis menjadi runner up di tiga gelaran terakhir. Tahun 2013, Indonesia harus puas menjadi runner up usai kalah tipis 2-3 dari Korea, sementara di tahun 2014 dan 2015 Indonesia dipaksa mengakui keunggulan Tiongkok di partai puncak