Tim Indonesia menjalani latihan jelang Piala Thomas & Uber 2024 di arena pertandingan Chengdu Hi Tech Zone Sports Center Gymnasium. Walau latihan berjalan lancar tetapi adaptasi belum sepenuhnya maksimal.

Tunggal putra Jonatan Christie merasakan ada yang tidak normal pada shuttlecock yang digunakan. Jonatan mengatakan laju shuttlecock yang digunakan kali ini terasa terlalu kencang. Hal ini membuatnya kesulitan dalam mengontrol permainan.

"Shuttlecock yang kami coba di latihan hari ini, yang dikatakan panitia adalah shuttlecock yang akan digunakan di pertandingan, menurut saya lajunya terlalu kencang dan kencangnya berlebihan," jelas Jonatan.

"Memang ada shuttlecock yang kencang tapi tidak sekencang ini juga. Itu yang masih menganggu tadi. Hanya kalau dari kondisi lapangan secara garis besar sudah oke," kata juara All England 2024 itu.

Senada dengan Jonatan, atlet ganda putra Daniel Marthin juga mengeluhkan kondisi shuttlecock.

"Lapangan tidak ada masalah, ini standar China pada umumnya. Hanya saja, saya harus lebih beradaptasi lagi dengan shuttlecock yang sangat kencang ini," ujar Daniel.

"Saya juga harus waspada perubahan tiba-tiba. Di latihan shuttlecocknya kencang, pada saat pertandingan bisa saja jadi lambat," tutur Daniel.

Keluhan soal shuttlecock dikatakan Jonatan sudah disampaikan kepada BWF dan panitia. Ia berharap sebelum bertanding sudah bisa mendapat jalan keluar soal kendalanya ini.

Baik tim Thomas maupun Uber Indonesia masih memiliki kesempatan satu kali lagi pada Jumat (26/4) besok sebelum menjalani laga pembuka pada hari Sabtu (27/4).  (NAF)