Sudah tiga dari tujuh hari perhelatan Djarum Superliga Badminton 2013 digelar, publik Surabaya pun terlihat menyambut baik kejuaraan ini. Mereka datang berbondong-bondong, baik dengan rekan kerja, teman, saudara, keluarga atau rekan yang sama-sama mencintai bulutangkis.
"Saya memang suka bulutangkis, tentu ini menjadi kesempatan besar buat saya untuk bisa menyaksikan langsung. Apalagi kali ini pesertanya beberapa pemain dunia, pasti seru," ujar Rahma yang datang bersama teman-temannya.
Antusiasme penonton yang terbilang cukup stabil sejak hari pertama. Ribuan penonton datang memadati DBL Arena yang memang terletak dekat di jantung Kota Pahlawan ini. Meski pengunjung di hari minggu terhitung lebih padat, namun DBL hampir tak pernah sepi. Tiket yang dibandrol sebesar Rp 50.000 tentu menjadi sebuah harga murah untuk menyaksikan pertandingan kelas dunia.
Suasana semakin meriah dengan suara dari
"air bang" tak pernah berhenti di tepuk penonton. Ini membuat suasana membahana saat laga berlangsung.
Kemarin (5/2) publik Surabaya seakan satu suara mendukung laga Meiliana Jauhari/Vita Marissa saat menghadapi pasangan Korea Ginseng Club, Lee Sa Rang/Kim Seul Bi.
Pertandingan ini memang cukup menegangkan, dimana Meiliana/Vita yang sudah memimpin 20-17, balik tertinggal 20-21. Sorakan penonton pun
"pecah" saat bola drop shot Vita melayang tipis dan gagal dijangkau oleh Kim, 21-21. DBL tak sepi, mereka memberikan dukungan penuh dengan sorakan Djarum yang di motori oleh atlet-atlet Djarum atau
"abisin" yang memang sudah menjadi ciri khas pendukung Indonesia. Juliane Schenk pun terdengar meneriakan
"abisin" dengan logat Jerman-nya.
Ini menjadi sebuah bukti kecil dari apa yang terjadi di dalam DBL Arena. Pertandingan demi pertandingan silih berganti. Sorakan yang membahana pun berganti. Tetapi satu yang pasti, pendukung di DBL Arena yang tak pernah mati.
Bravo bulutangkis Indonesia! (IR)