
Selama dua hari kota Manado akan menggelar Djarum Badminton All Stars 2014 bertempat di GOR Arie Lasut. Di hari pertama (24/6) pada pukul 13.30 WIT, para pecinta dan komunitas bulutangkis di kota pantai Sulawesi Utara ini akan mendapat pelajaran berharga berupa acara coaching clinic bulutangkis yang ditujukan bagi para pelatih bulutangkis di lingkup Sulawesi Utara.
Acara ini pun di ikuti oleh sekitar 50 perserta dari kalangan pelatih di Sulawesi Utara ini. Mereka berasal dari berbagai kota, sebut saja kota Mubagu, Sangihe, Amurang, Minahasa dan bahkan ada dari kabupaten Tondano. Selain ingin melihat para legendaris yang ikut di Djarum Badminton All Strars, mereka juga mendapat pengetahuan dan pengalaman serta teori-teori dasar bulutangkis.
Menurut Basri Yusuf selaku Kabid Pengembangan PP PBSI bahwa tujuan dari coaching clinic ini hanya ingin membagi dasar-dasar pelatihan bulutangkis kepada para pelatih di dalam pelosok daerah. Sehingga apa yang didapat bisa diterapkan kepada anak-anak didiknya. Pelatihan dasar ini berupa tehkik, mental dan bahkan moral para atletnya. Semoga ini menjadi motivasi bagi atlet dan para pelatih, agar bisa membinanya lebih baik.
Para legenda yang meramaikan Djarum All Stars di Manado ini adalah Chistian Hadinata, Hastomo Arbi, Luis Pongoh, Hariyanto Arbi, Sigit Budiarto, Candra Wijaya dan Ivana Lie. Para legenda ini tidak hanya memberikan pengalaman saja. Mereka juga memberitahukan cara-cara dasar dalam bermain bulutangkis. Dari cari memegang raket yang benar hingga trik-trik dalam pemukulan shuttelcock.
Henry (37 tahun), salah satu peserta yang berasal dari klub PB 45 Jaya Manado ini mengatakan bahwa acara coaching clinic sangat bagus. Banyak sekali yang dapat ia petik. Dari pengetahuan teknik, psikologi dan pengembangan mental dari karakter anak di bawah usia 15 tahun, serta program pengembangan lanjutan pada usia 15 tahun keatas. Dengan adanya coaching clinic ini pelatih daerah banyak masukan positif untuk melatih lebih intensif dan kontiyu dalam jangka waktu panjang.
“Mudah-mudahan kegiatan seperti ini akan selalu ada dan menjadi rutinitas di Sulawesi Utara. Sehingga kami-kami di daerah akan lebih giat melatih dan juga menghasilkan atlet-atlet muda berbakat. Sehingga tidak kalah dengan atlet-atlet di pulau Jawa,” jelas Henry.
Sedangkan Fanny, pelatih dari klub PB Pisok Manado mengatakan, dirinya mendapat tambahan pengetahuan. Di dalam melatih anak didik tenyata harus ada batasan umurnya, sehingga anak didiknya bisa menerima materi yang diberikan berdasarkan umur masing-masing. (DS)