Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Ririn/Gloria Bertemu Lawan Tangguh
02 November 2011
Ririn/Gloria Bertemu Lawan Tangguh
 
 

Indonesia memasang tiga wakil di partai ganda putri Kejuaraan Dunia Yunior 2011 nomor perorangan, tapi hanya Shella Devi Aulia/Anggia Shitta Awanda yang berpeluang melangkah mulus. Dua wakil lainnya nampak bertemu lawan tangguh sebelum mencapai gerbang perempat final.

Suci Rizky Andini/Tiara Rosalia Nuraidah yang unggulan pertama nampaknya akan bertemu Narissapat Lam/Pattanapitoon Methanee (Thailand) di babak 16 besar. Di nomor beregu, Suci/Tiara hampir saja kalah dari Narissapat yang saat itu berpasangan dengan Puttita Supajirakul. Karena itu diprediksi akan kembali terjadi pertarungan seru antar kedua pasangan.

Ririn Amelia/Gloria Emanuelle Widjaya sendiri akan bertemu wakil dari Taipei, Chen Szu Yu/Chen Ting Yi di babak pertama. Kurang diketahui permainan Chen/Chen seperti apa karena mereka tidak diturunkan di nomor beregu dan belum pernah bertanding di kejuaraan BWF. Jika Ririn/Gloria berhasil melewati Chen/Chen, maka Lee So Hee/Shin Seung Chan (Korsel) sudah menanti mereka di babak kedua. Melewati babak kedua pun, beberapa calon lawan di babak 16 besar dapat dikatakan tangguh, sehingga butuh perjuangan ekstra bagi Ririn/Gloria akan berhasil membuka pintu gerbang ke perempat final.

Namun, untungnya masih ada Shella Devi Aulia/Anggia Shitta Awanda kemungkinan ke perempat final tak sesulit dua wakil lainnya. Mendapat bye di babak pertama, Shella/Anggia diharapkan mampu melaju sampai ke perempat final dimana ia diprediksikan akan bertemu lawan tangguh. Pesaing tangguh tersebut bisa jadi adalah Chow Mei Kuan/Lee Meng Yean (Malaysia), Chuai Pei Ling/Wu Ti Jung (Taipei), Chisato Hoshi/Ayako Sakuramoto (Jepang), atau Chae Yoo Jung/Kim Chan Mi (Korsel).

Dari Kejuaraan Dunia Yunior tahun ini dapat dilihat bahwa dalam waktu dekat, persaingan bulutangkis dunia akan semakin merata di lebih banyak negara. Ganda putri Thailand, Malaysia, dan Korsel semakin kuat. Belum lagi dengan tetap kuatnya sektor ganda putri Jepang .

Indonesia tidak boleh terlena karena para muda-mudi inilah yang harus dipersiapkan untuk menjadi tulang punggung bulutangkis Indonesia dalam waktu sekitar tiga sampai lima tahun ke depan. (DC)