Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Minarti Timur Peraih Medali Pertama di Ganda Campuran
24 Juli 2012
Minarti Timur Peraih Medali Pertama di Ganda Campuran
 
 

Olimpiade Syndey tahun 2000 sempat membuka asa merah putih untuk pertama kalinya meraih medali emas di sektor ganda campuran, setelah wakil Indonesia, Tri Kusharjanto yang kala itu berduet dengan atlet binaan PB Djarum, Minarti Timur berhasil masuk ke partai puncak. Sayang, Trikus/Minarti akhirnya harus menyerah ditangan ganda campuran China, Zhang Jun/Gao Ling.

Minarti bergabung bersama dengan PB Djarum pada tahun 1987 silam. Ia pun menjadi salah satu srikandi terkuat yang dimiliki merah putih di era 1990an sampai pada awal 2000an. Baik bersama dengan Sandiarto, Bambang Suprianto ataupun bersama dengan Trikus, Minarti kerap membawa pulang gelar juara.

Beberapa catatan prestasinya diantaranya adalah dengan menjadi juara Invitasi World Cup 1996 bersama dengan Sandiarto. Ia pun sempat menjadi finalis All England tahun 1997. Medali perak Olimpiade menjadi salah satu raihan terbaiknya, selain meraih lima kali gelar juara Indonesia Open, dimana terakhir tahun 2001, ia berhasil menjadi juara bersama dengan Trikus dan sekaligus mengumumkan keputusannya untuk gantung raket.

Atlet yang akrab disapa Meme ini mungkin kini jarang terdengar di tanah air, hal ini dikarenakan memang Meme sudah jarang berada di tanah air. Ia hanya sesekali pulang ke kampung halamannya di Surabaya. Wanita yang lahir pada 24 Maret 1968 ini, kini melatih di negara tetangga, Filipina. Meski sudah bertahun-tahun tak tinggal di tanah air, ia masih fasih berbahasa Indonesia bahkan berbahasa Jawa.

Apa yang berhasil di torehkan oleh Minarti ini, semoga menjadi acuan bagi yuniornya Tontowi Ahmad yang tengah menjadi salah satu harapan merah putih untuk meraih medali emas. Mempertahankan tradisi emas, sekaligus mencatatkan sejarah baru, dimana sebelumnya raihan terbaik merah putih di Olimpiade di sektor ganda campuran adalah dua perak. Kedua keping perak itu diraih melalui Trikus/Minarti pada tahun 2000, dan melalui Nova Widianto/Liliyana Natsir pada tahun 2008 di Beijing. (IR)