Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Tontowi/Liliyana Gagal Atasi Xu/Ma
03 Agustus 2012
Tontowi/Liliyana Gagal Atasi Xu/Ma
 
 

Sumber foto: pb-pbsi.org

Indonesia akhirnya harus rela tradisi emas Olimpiade yang diawali oleh Alan Budikusuma dan Susi Susanti terputus. Hal ini terjadi setelah satu-satunya wakil merah putih di semifinal, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir gagal melaju ke final usai kalah dari ganda campuran no 2 China, Xu Chen/Ma Jin dalam drama tiga game.

Di game pertama, permainan Tontowi/Liliyana cukup apik. Mereka terkoordinasi dengan baik dan kerap menuai angka demi angka dari skenario serangan yang mereka terapkan. Unggul tipis 11-10 di interval, Tontowi/Liliyana berhasil menang 23-21 di game pertama.

Memasuki game kedua pertarungan berlangsung lebih sengit. Kedua pemain berjibaku menyelamatkan shuttlecock dari wilayah pertahanan mereka. Liliyana dan Ma beradu ketangguhan di depan net. Tertinggal 8-11 di interval, perlahan Tontowi/Liliyana berhasil memperkecil ketinggalan bahkan menyamakan kedudukan diangka 16. Sayang, jelang akhir game kedua ini, beberapa kesalahan dan Xu yang tampil perkasa, membuat mereka kehilangan game kedua dengan 18-21.

Game pamungkas sempat seperti akan berlangsung ketat usai angka imbang 2-2. Tetapi kesalahan-kesalahan sendiri yang dilakukan ditambah Xu dan Ma yang mengendalikan pertandingan, membuat pasangan Indonesia kehilangan delapan angka beruntun 2-10, dan 3-11 di interval. Tertinggal jauh, membuat koordinasi permainan ganda andalan merah putih ini malah berantakan. Tontowi terlihat terlalu memaksakan untuk mengcover bola-bola sulit, sementara Liliyana dijauhkan dari wilayah andalannya di depan net dan lebih banyak menjaga baseline. Harapan sirna, saat game ketiga menunjukkan angka 13-21.

“Kami sudah banyak tertekan, sudah terlalu jauh untuk mengejar ketertingalan, sudah terlalu berat. Saya pribadi tegang, merasa tekanan terlalu besar di game ketiga, memikirkan menang kalah, jadi error-error sendiri," ujar Tontowi.

Bagi Liliyana, hasil yang ia tuai kini pun lebih buruk dibanding Olimpiade Beijing 4 tahun silam. Di Beijing, ia bersama Nova Widianto berhasil menyumbangkan medali perak.

"Pastinya kecewa, tapi kalau lihat dari permainan kami juga sudah berusaha maksimal, mainnya sudah all out. Tapi ya hasilnya begini, inilah permainan, ada yang menang dan ada yang kalah. Kami tidak mau down, karena besok masih ada perebutan medali perunggu," ujar Liliyana seperti yang dilansir pb-pbsi.org.

Di babak perebutan medali perunggu, Tontowi/Liliyana akan berhadapan dengan ganda campuran andalan Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen yang gagal mengatasi ganda campuran nomor 1 dunia, Zhang Nan/Zhao Yunlei. Unggul 21-19 di game pertama, Joachim/Christinna gagal di dua game berikutnya dan menyerah 17-21 dan 19-21. Kekalahan pasangan ganda nomor tiga dunia itu, sekaligus membuat China berhasil menciptakan All Chinese Final.

Torehan Zhang/Zhao dan Xu/Ma ini juga menjadi catatan terbaik kontingen China di sektor ganda campuran. Di empat Olimpiade sebelumnya, China hanya berhasil meraih satu medali dari sektor ini di setiap Olimpiade, yakni perunggu dari tangan Liu Jianjun/Sun Man tahun 1996, He Hanbin/Yu Yang, 2008, dan dua medali emas dari Zhang Jun/Gao Ling di tahun 2000 dan 2004. (IR)