Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Demam Panggung, Yeni Merasa Tidak Maksimal
01 Oktober 2012
Demam Panggung, Yeni Merasa Tidak Maksimal
 
 

Yeni Asmarani akhirnya harus mengakui keunggulan unggulan dua asal China, Li Han di final Indonesia Open Grand Prix Gold 2012. Ia menyerah dua game langsung, 12-21 dan 11-21 dari tunggal China berperingkat 30 dunia itu. Ini merupakan kali pertama Yeni bermain di partai puncak sebuah turnamen berlevel grand prix gold, yang merupakan kejuaraan level tiga milik Federasi Bulutangkis Dunia (BWF).

"Di lapangan saya tegang, ini pertama kali saya bisa final grand prix gold. Jadi saya tegang karena penonton sebenarnya, banyak banget penontonnya, tadi juga main jadinya ya tegang, tidak maksimal," ujarnya sambil tersenyum lebar.

Perjalanan Yeni di ajang ini untuk bisa sampai ke final pun tidak mudah. Ia harus menundukkan senior-seniornya agar bisa berlaga di laga pamungkas kemarin (30/9). Kemenangannya atas Adriyanti Firdasari pun menjadi salah satu kemenangan manis yang ia ukir di Palembang Sports and Convention Center (PSCC) di semifinal sehari sebelumnya.

Di babak final pun Yeni sempat memberikan perlawan disetiap awal game. Sayang akhirnya ia banyak melakukan kesalahan sendiri, sang rival pun memperkirakan jika Yeni memang tegang bermain dihadapan sekian banyak penonton dan kamera.

"Saya tidak tahu bagaimana Yeni bermain sebelumnya. Dia sepertinya punya potensi, tapi di pertandingan tadi sepertinya dia memang tegang, tapi saya tidak tahu dia betul tegang atau tidak, saya juga sempat tegang di awal pertandingan karena disini penontonnya banyak sekali," ujar Li.

Li pun mengakui bahwa permainannya hari ini tidak seberat sebelumnya. Ia mengakui bahwa Lindaweni Fanetri adalah lawan paling berat yang ia hadapi di sepanjang ajang yang menyodorkan hadiah total US$ 120.000 ini. Ini merupakan gelar kedua Li di level grand prix gold, dimana sebelumnya ia berhasil menjadi juara di Australia Grand Prix Gold 2012 pada bulan April lalu.

"Saya tidak tahu dan tidak memikirkan banyak tentang di turnamen level apa saya akan bermain, yang jelas tim memiliki manajemen, kemanapun mereka mengirim saya, saya akan berusaha untuk bermain sebaik mungkin," tuturnya.

Berikutnya, Li dijadwalkan akan turun di French Open Super Series, tetapi tidak akan turun di Denmark Open Super Series Premier yang diselenggarakan satu minggu sebelum Perancis. 
 
Raihan kedua atlet tunggal dari dua negara berbeda ini tentu akan menjadi modal awal bagi keduanya untuk prestasi yang lebih baik. Yeni memiliki potensi untuk bisa menjadi tunggal hebat, sementara Li tentu akan lebih membutuhkan usaha yang besar agar bisa menjadi pemain tunggal putri papan atas China, dimana di China persaingan di dalam negeri sendiri sudah cukup sengit.

Yeni, kami tunggu kabar baik berikutnya! (IR)