Sejak tahun 2013, Ghaida Nurul Ghaniyu mengisi waktu luangnya dengan menulis cerpen tentang suka duka dan pengalaman tentang dirinya. Atlet PB Djarum di nomor tunggal putri ini pun mengaku sudah terkumpul kurang lebih 100 tulisan cerpen. Untuk menulis satu cerpen ia hanya membutuhkan waktu satu hari di sela waktu istirahatnya. Menurutnya, karena sang ayah-lah ia jadi ketertarik dan makin suka menulis cerpen.

"Karena saya sering kali mengikuti beberapa turnamen ke tempat yang baru di kunjungi. Sayang sekali kalau hanya sekedar berkunjung, makanya saya curahkan semua suka dan duka kedalam tulisan cerpen. Ini juga karena ayah yang mengenalkan dan mengajarkan saya," tutur gadis kelahiran kota Bandung ini.

Sebenarnya, dengan menulis cerpen, ia bisa mengenang dan mengingat, masa-masa indah maupun duka di setiap tempat atau daerah yang pernah dikunjunginya. Bahkan, bukan hanya mencurahkan saja. Ia pun juga sekalian belajar memperbanyak tata tulisan dan tata bahasa yang benar.

"Selain menceritakan pengalaman, saya juga masih belajar. Baik itu cara menulis atau menata tulisan dan melatih lisan saya dalam mengeluarkan kata. Jadi tidak sembarang kata-kata, kosa kata juga harus benar," ujar Ghaida yang lahir tahun 1998 ini.

Dari 100 cerpen yang sudah di tulisnya, hanya tiga tulisan yang menurutnya paling berkesan dan memiliki nilai historis dalam dirinya. Ketiga tulisan itu berjudul, First Time to Europe, Menjadi Mandiri dan Gadget Hilang. Untuk melihat karya cerpennya ini, ia pun mengsharenya di blog yang baru di buatnya.

"Baru beberapa tulisan cerpen sih yang baru di share ke blog saya. Niatnya mau di buat novel atau buku dari karya saya ini. Sementara di tahan dulu, karena masih proses belajar. Tapi kalau mau baca-baca cerpen saya, bisa berkunjung ke blog saya, dengan nama ghaidaghaniyu.blogspot.com." Tandas Ghaida sambil tersenyum. (DS)