Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [Iran Fajr International Challenge 2013] Febby Bagi Pengalaman di Iran
20 Februari 2013
[Iran Fajr International Challenge 2013] Febby Bagi Pengalaman di Iran
 
 

Usai bertolak dari Teheran, Iran, Febby Angguni membawa banyak cerita mengenai perjalanannya untuk mengikuti turnamen Iran Fajr International Challenge 2013, beberapa hari lalu. Tak hanya sukses membawa medali sebagai runner up tunggal putri, Febby pun berbagi cerita tentang pengalamannya selama bertanding.

"Suasana bertandingnya agak beda, karena untuk pemain putri nggak boleh ditonton laki-laki. Semuanya perempuan dan ruangan tertutup. Sehari-hari saya juga pakai kerudung," kata Febby sambil tersenyum.

Hal ini tentu langka ia dapati selama berlaga di beberapa negara. Sebagai negara Islam, Iran memang mengeluarkan peraturan khusus, termasuk dalam pertandingan bulutangkis. Pertandingan putri pun hanya berlangsung di pagi hari terpisah dari jam putra yang berlangsung siang harinya.

Selain itu, Iran juga tidak mempertandingkan partai ganda campuran. Karena tidak menghendaki percampuran putra dan putri dalam satu lapangan.

"Di sana juga udaranya lagi dingin, beda dengan Indonesia. Tapi nggak terlalu masalah sih," tambah atlet berdarah Jawa Barat ini.

Bercerita mengenai pertandingan, Febby mengakui bahwa pertandingan terberat dirasakannya saat final. Meski sebelumnya telah menghadang beberapa unggulan di turnamen ini, Febby rupanya harus bekerja keras saat berlaga kala itu.

"Saat final mainnya memang nggak enak. Soalnya dia tinggi, jadi bola-bola atasnya bahaya," kata Febby lagi.

Febby kalah dua game langsung dengan skor 15-21 dan 14-21, menghadapi Neslihan Yigit, dari Turki. Selain kalah postur, Febby juga terpaut peringkat yang cukup jauh dari lawannya. Neslihan saat ini berdiri di peringkat 51 dunia, sementara Febby masih di peringkat 106 dunia. Keduanya tercatat belum pernah bertanding di lapangan.

Sebelumnya di semifinal, Febby sendiri mengalahkan rekannya, Yeni Asmari. Hasil ini pun dinilai sudah cukup maksimal, mengingat ia mampu menjajaki partai puncak meski turun tanpa gelar unggulan. (NM)