Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [Asian Junior Championships 2014] Jonatan dan Anthony Terhenti di Perempat Final
22 Februari 2014
[Asian Junior Championships 2014] Jonatan dan Anthony Terhenti di Perempat Final
 
 

Sumber foto: badmintonindonesia.org

Harapan Indonesia untuk mendulang gelar di Kejuaraan Asia Junior atau Asia Junior Championships 2014 (AJC) 2014 di sektor ganda putra sirna sudah. Hal ini terjadi setelah dua wakil muda merah putih harus mengakui keunggulan lawan masing-masing.

Anthony Sinisuka Ginting belum bisa menahan Kanta Tsuneyama asal Jepang yang memang tampil baik sejak babak pertama. Atlet Pelatnas ini kalah dalam dua game langsung 13-21 dan 15-21. "Saya tadi kurang yakin mainnya, lawan juga ulet sekali dan tidak mati-mati. Sedangkan saya banyak melakukan kesalahan sendiri. Sebetulnya dia tidak terlalu berbahaya, hanya saya yang kurang yakin," ujar Anthony seperti dilansir oleh badmintonindonesia.org.

Di AJC tahun silam, Anthony pun kandas ditangan atlet Jepang. Kala itu ia menyerah ditangan Yusuke Onodera. Sedangkan satu wakil lainnya, Jonatan Chrstie yang merupakan unggulan dua akhirnya juga harus angkat koper dari ajang tahunan atlet dibawah usia 19 itu. Menghadapi wakil dari Hong Kong, Lee Cheuk Yiu, Jonatan menyerah dalam drama tiga game 21-10, 19-21 dan 16-21.

Seperti yang dilansir oleh badmintonindonesia.org, Jonatan sebetulnya mampu tampil baik di game pertama, namun memasuki game kedua kecepatan Jonatan tampak berkurang, hingga lawan mampu mencuri game kedua dengan skor tipis. Di paruh game ketiga pun, Jonatan sempat unggul 15-12, tetapi lantas ia kehilangan delapan angka beruntun dan akhirnya harus merelakan tiket semifinal.

"Sebenarnya saya sudacukup enak mainnya, kecepatan saya sudah pas. Tidak seperti melawan pemain Taipei di babak 32 besar. Tetapi di game kedua, poin tersusul dan saya kurang memaksakan," ujar Jonatan.

"Saya sangat kecewa dengan hasil ini, seharusnya saya bisa menang, lawan tidak terlalu berbahaya. Lee bisa meredam kecepatan dan kekuatan yang menjadi keunggulan saya. Saat sudah memimpin, sayang sering blank, dan seharusnya saya bisa menguasai keadaan, tidak kehilangan begitu banyak poin seperti game ketiga," pungkasnya. (IR)