Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [Hong Kong Open Super Series 2016] Modal Tenang dan Pengalaman Antar Owi/Butet ke Final
26 November 2016
[Hong Kong Open Super Series 2016] Modal Tenang dan Pengalaman Antar Owi/Butet ke Final
 
 

Indonesia akhirnya berhasil memastikan gelar ganda campuran di Hong Kong Open Super Series 2016. Setelah Praveen Jordan/Debby Susanto berhasil memastikan tiket final terlebih dahulu dimana mereka menang 19-21, 21-18 dan 21-18 atas Choi Solgyu/Chae Yoo Jung (Korea), Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir berhasil menyusul langkah juniornya.

Di laga semifinal yang digelar pada Sabtu (26/11) malam, pasangan yang akrab disapa Owi/Butet ini berhasil mengatasi wakil tuan rumah Tang Chun Man/Tse Ying Suet. Skor ketat terjadi di sepanjang game pembuka. Banyaknya kesalahan mudah diawal permainan membuat Tontowi/Liliyana tertinggal 6-11 di interval. Tertinggal 11-15, peraih medali emas Olimpiade 2016 ini berhasil menyamakan kedudukan diangka 16. Sempat tertinggal 19-20, mereka berhasil memaksakan setting dan akhirnya mampu membalikkan keadaan, untuk menang 22-20.

“Seperti kemarin-kemarin, kami main enjoy saja. Memaksimalkan kemampuan yang masih kami punya. Kadang ada posisi-posisi yang di luar jangkauan saya, agak takut untuk ambil itu. Terus di game pertama sempat tertinggal juga. Tapi dengan faktor ketenangan dan pengalaman hal tersebut bisa kami atasi,” ujar Liliyana.

Sementara di game kedua, Tontowi/Liliyana berhasil berhasil menguasai jalannya pertandingan. Mereka berhasil terus unggul, 11-6 dan menuntaskan laga dengan 21-14.

“Satu gelar sudah pasti untuk Indonesia. Ini merupakan prestasi yang menggembirakan untuk ganda campuran di Hong Kong Open,” ujar Liliyana seperti dilansir oleh badmintonindonesia.org.

Tontowi/Liliyana terakhir berjumpa dengan Jordan/Debby di perempat final Olimpiade di Rio de Janeiro bulan Agustus lalu. Kala itu, mereka sukses menang dengan 21-16 dan 21-11 dan membuat rekor pertemuan mereka menjadi 3-0 untuk Tontowi/Liliyana.

Ini menjadi satu-satunya gelar yang bisa dibawa pulang oleh wakil merah putih. hal ini terjadi setelah wakil Indonesia di ganda putra, Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro gagal mengatasi wakil Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen dengan 18-21 dan 11-21. (RI)