Penantian merebut Piala Thomas bagi Indonesia telah mencapai waktu selama 19 tahun. Setelah terakhir juara di tahun 2002, kini tim Merah Putih berhasil memenangkan Piala Thomas 2020.
Perjalanan Indonesia di Piala Thomas kali ini tidak bisa dibilang mudah. Dari fase grup saja, Indonesia sudah mendapat tantangan karena berada satu grup dengan Taiwan dan Thailand. Taiwan memiliki kekuatan peraih medali emas ganda putra di Olimpiade Tokyo 2020. Sementara Thailand juga menjadi ancaman, setelah mengalahkan Taiwan di babak penyisihan.
Lolos ke perempat final, Indonesia ditantang tim negara tetangga, Malaysia. Satu pekan sebelumnya, Indonesia tersingkir di babak perempat final Piala Sudirman 2021 dari Malaysia. Kembali berhadapan di Piala Thomas tentu menyisakan beban khusus bagi Indonesia. Tapi akhirnya tim Indonesia berhasil memastikan kemenangannya dan lolos ke semifinal.
Di babak empat besar, tantangan lebih besar kembali menghadang. Indonesia kala itu harus berhadapan dengan tim tuan rumah, Denmark, yang memiliki materi pemain tunggal yang cukup kuat. Salah satunya adalah Viktor Axelsen peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020.
Semangat juang yang tinggi, serta penampilan kelas dunia berhasil mengantarkan Indonesia ke final dengan kemenangan 3-1 dari Denmark.
Lolos ke final, Indonesia tinggal satu langkah lagi menuju kemenangan. Namun tentu belum boleh bernapas lega begitu saja. Sebab tim yang menjadi lawannya di laga puncak adalah juara bertahan, China.
Beruntung dewi fortuna kali ini terus berpihak pada tim Indonesia. Mereka mengalahkan China dalam 3 partai langsung, 3-0.
“Saya merasa sangat senang karena ini yang pertama buat saya dan buat kami semua. Kami menunggu 19 tahun dan kami membawa Piala ini kembali. Saya sangat senang hari ini,” kata Hendra Setiawan, kapten tim Thomas Indonesia 2020.
Indonesia mengantongi poin dari penampilan Anthony Sinisuka Ginting, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dan terakhir Jonatan Christie.
“Mereka semua bermain bagus hari ini, mulai dari Ginting, Fajar/Rian, dan juga Jonatan. Memang perjuangan tim kami luar biasa hari ini,” ungkap Hendra.
Secara terpisah, Jonatan yang menjadi penentu kemenangan, tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Ia senang karena bisa membawa Indonesia merebut kembali Piala Thomas.
“Terima kasih kepada Tuhan, karena tanpa-Nya saya bukan apa-apa. Selain itu juga terima kasih untuk semua pendukung Indonesia yang berada di rumah maupun yang datang ke stadium. Saya bangga menjadi pemain Indonesia. Saya juga berterima kasih untuk Anthony yang membuat tim kami unggul 1-0 dan Fajar/Rian yang juga menang menjadi 2-0. Itu membuat saya lebih percaya diri,” jelas Jonatan di Ceres Arena, Aarhus, Denmark.
“Di game pertama saya lihat Li sedikit tegang, jadi saya ambil kesempatan itu. Kesalahan saya di game kedua adalah, saya memperlambat ritme, jadi lawan bisa menekan saya. Saya juga membuat beberapa kesalahan, tapi saya mencoba untuk menekan kembali. Setelah rubber game, saya mencoba memotivasi diri saya, oke, ayo kita bermain 100 menit lagi,” kata Jonatan soal pertandingannya kali ini.
“Rasanya senang dan bangga, karena ini merupakan pencapaian tertinggi saya selama ini, selain Asian Games,” pungkas Jonatan bangga. (NAF)