Salah satu gelar juara untuk Indonesia pada Polytron Indonesia Para Badminton International 2025, disumbangkan Qonitah Ikhtiar Syakuroh dari tunggal putri SL3. Pemain unggulan pertama ini berhadapan melawan wakil Nigeria, Mariam Eniola Bolaji yang berstatus unggulan kedua di laga final.
Qonitah mengaku sempat tegang di awal pertandingan karena menghadapi salah satu lawan terberat di kelasnya. Namun, situasi berubah di luar dugaan ketika Bolaji mengalami cedera di game pertama dan tidak dapat melanjutkan pertandingan saat tertinggal dengan skor 20-16. Hal tersebut membuat Qonitah dinyatakan sebagai juara.
"Pertandingan final kali ini di luar ekspektasi karena saya cukup tegang di awal pertandingan. Dapat dikatakan lawan saya tadi di final adalah lawan terberat saya di kelas Tunggal Putri SL 3 karena dia memiliki power dan kelincahan lebih baik dari saya. Namun, di luar dugaan dia tidak bisa melanjutkan pertandingan karena mengalami cedera di gim pertama sehingga saya akhirnya keluar sebagai juara," ujar Qonitah ditemui di GOR Indoor Manahan Solo, Jawa Tengah, Minggu (2/11).
Qonitah menyebut kesuksesan ini tidak lepas dari dukungan orangtua dan tim pelatih yang selalu memotivasinya. Selanjutnya, Qonitah bertekad untuk menjadikan kemenangan di Indonesia sebagai langkah awal menuju target besar selanjutnya, yakni meraih medali emas di ASEAN Para Games 2026.
"Keberhasilan ini tidak lepas dari doa orangtua dan kerja keras saya dalam latihan. Berikutnya saya juga menargetkan untuk bisa memenangi medali emas di ASEAN Para Games di Thailand bulan Januari tahun depan. Saya juga berharap para badminton Indonesia kedepannya bisa lebih banyak berprestasi dan mengharumkan nama bangsa di pentas bergengsi dunia," tuturnya.
India menjadi negara yang meraih gelar terbanyak kedua setelah Indonesia dengan membawa pulang lima setengah gelar juara. Salah satunya didapat oleh Naveen Sivakumar.
Dalam final tunggal putra SL4 penuh intensitas, Naveen berhasil bangkit setelah kalah di gim pertama. Ia menundukkan juara Paralimpiade 2020 dan 2024 asal Prancis, Lucas Mazur, dengan skor 17–21, 23–21, 21–12. Gelar ini menjadi yang pertama di turnamen ini, setelah sebelumnya hanya mampu meraih posisi semifinal di ajang yang sama.
Kemenangan ini bukan hanya menambah daftar prestasinya, tetapi juga membuka jalan bagi ambisinya untuk menembus level yang lebih tinggi, termasuk Kejuaraan Dunia mendatang. Naveen tampil impresif dan tenang dalam menghadapi tekanan ketika mengatasi permainan agresif Mazur.
"Ini pertama kalinya saya bisa memenangi medali emas di turnamen Indonesia Para Badminton. Saya sangat senang karena bisa menjadi juara di turnamen besar seperti ini. Keberhasilan ini membuat saya semakin termotivasi untuk terus mengejar prestasi lebih besar lagi seperti di Kejuaraan Dunia," kata Naveen.
Lebih lanjut, Naveen mengungkapkan betapa beratnya memainkan pertandingan menghadapi lawan sekelas Lucas Mazur. "Bertanding di final melawan Lucas tentu sangat sulit karena dia adalah juara Paralimpiade 2020 dan 2024. Tetapi di pertandingan tadi saya berusaha untuk mengerahkan penampilan terbaik, fokus dengan permainan sendiri, dan tidak melakukan banyak kesalahan. Saya bersyukur semua usaha itu akhirnya membuahkan hasil," ucapnya. (NFA)
