Setelah keluar dari Pelatnas di tahun 2018 lalu, alumni pebulu tangkis PB Djarum Ghaida Nurul Ghaniyu lebih memilih hijrah ke negeri Kanada guna melanjutkan karirnyanya di dunia bulu tangkis. Ketika dihubungi oleh tim pbdjarum.org, majong Bandung kelahiran bulan September 1998 juga mengaku jika setelah keluar dari Pelatnas dirinya pernah dipinang menjadi pelatih di beberapa negara.
Bertanding sebanyak dua kali dalam sehari pada kejuaraan bulutangkis Malaysia International Series 2017 tak membuat fisik pemain bulutangkis putri Indonesia, Ghaida Nurul Ghaniyu kedodoran. Malah ia berhasil menembus babak perempat final.
Keberhasilan seniornya Ghaida Nurul Ghaniyu yang lolos ke babak dua Walikota Surabaya International Challenge 2017, memaksa Wulan Cahya Utami Sukoputri untuk menyusulnya. Hasilnya pun tak sia-sia, di babak pertama Wulan berhasil mengalahkan rekan senegaranya yang berbeda klub Winda Puji Hastuti. Wulan menang dua game langsung di GOR Sudirman, Selasa (9/5) tadi.
Tunggal putri besutan PB Djarum yang sekarang menghuni Pelatnas, Ghaida Nurul Ghaniyu harus rela menguras keringat di babak perdana Walikota Surabya International Challenge 2017. Ghaida dipaksa melakoni drama pertarungan tiga game oleh Thinaah M asal Malaysia di GOR Sudirman Surabaya, Selasa (9/5).
PB Djarum harus menelan kekalahan di laga pertama Djarum Superliga Badminton 2017. Di laga pertama grup Y, PB Djarum harus mengakui keunggulan Kumamoto Saisunkan dari Jepang dengan 1-4 di DBL Arena pada Minggu (19/2) petang.
Atlet tunggal putri PB Djarum, Ghaida Nurul Ghaniyu sukses menjadi juara Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PBSI nomor tunggal taruna putri pada Desember lalu di Solo, Jawa Tengah. Ia pun kemudian dipanggil oleh PBSI untuk bergabung bersama Pelatnas di awal tahun ini. Namun, siapa sangka atlet yang lahir di Bandung, 5 September 1998 ini bercerita bahwa dirinya sempat tak ingin melanjutkan karir di bulutangkis.
Sering diajak ke GOR sama ayah, lama-lama tertarik dan menggantikan kakak juga yang pernah di bulutangkis