Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Ana Rovita, Calon Pemain Masa Depan
04 Januari 2011
Ana Rovita, Calon Pemain Masa Depan
 
 

Ana RovitaDitengah-tengah harapan kehadiran seorang pemain bulutangkis putri handal, muncul kejutan dibuat pemain putri Indonesia bertubuh mungil, Ana Rovita. Ana yang menjadi langganan juara tunggal putri Kejuaraan Nasional (Kejurnas), mendadak tampil sebagai semifinalis pada kejuaraan seakbar Djarum Indonesia Open Super Series 2010. Ana yang harus merangkak dari babak kualifikasi menunjukkan bakatnya yang terpendam. Pemain Singapura dan China Taipei di depaknya di babak kualifikasi. Di babak utama Ana mampu mengalahkan pemain yang berperingkat jauh diatasnya. Dan salah satu korbannya adalah peraih medali perunggu Beijing, Maria Kristin Yulianti yang ia kalahkan di babak perempat final. Ana hanya kalah dari pemain ulet Jepang Sato Sayaka di babak semi final.

Di kejuaraan International lainnya, Ana sempat menjadi semifinalis pada kejuaraan Sunkist Indonesia International Challege Indocock Djarum Open 2010. Kemudian pada kejuaraan XXV Brazil International Badminton Cup 2010, Ana yang sama sekali tidak diunggulkan, tampil menjadi juara tunggal putri dengan mengalahkan unggulan utama Nicole Grether dari Jerman. Seminggu kemudian Ana menjadi semifinalis pada kejuaraan 23rd SOTX Cyprus International 2010. Di dua turnamen pada bulan Desember 2010 yang semuanya berlangsung di India, Ana berhasil menembus babak perempat final India Challenge dan semifinal India Grand Prix. Dengan berbagai keberhasilan tersebut, peringkat Ana melesat menjadi 65 dunia dari peringkat 233 diawal tahun 2010.

Fransiska RatnasariFransiska Ratnasari, atau biasa dipanggil Nana mengawali tahun 2010 dengan meraih gelar juara tunggal putri Austrian International Challenge 2010 yang berlangsung di Wina. Pada babak final, Nana menghentikan unggulan pertama Petya Nedelcheva. Pemain China Zhou Hui menjadi penjegal Nana di dua turnamen yang berbeda. Nana kalah di babak perempat final Korea Grand Prix dan Final India Grand Prix 2010. Di Vietnam Open Grand Prix 2010, Nana juga bisa mampu menembus babak perempat final. Di turnamen dalam negeri, Nana tampil sebagai semifinalis pada Sunkist Indonesia International Challenge Indocock. Nana menutup tahun 2010 dengan kembali menjadi finalis pada kejuaraan Tata Open India International Challenege 2010. Sukses Nana di beberapa turnamen, membuatnya menjadi pemain tunggal putri Indonesia berperingkat ke dua tertinggi setelah Mari Febe Kusumastuti, yakni 36 dunia.

Maria FebeWakil PB Djarum di pelatnas Cipayung, Maria Febe Kusumastuti sempat membuat kejutan pada kejuaraan All England 2010 dengan mengalahkan salah satu pemain terbaik China yang kini berperingkat ke-2 dunia, Wang Shixian pada babak pertama. Sayangnya pemain China lainnya Jiang Yanjiao menjegal langkah Febe di babak kedua. Prestasi tertinggi Febe tahun ini sebagai runner-up Indonesia Open Grand Prix Gold. Satu lagi wakil di Pelatnas, peraih medali perunggu Olimpiade Beijing, Maria Kristin Yulianti belum bisa berbuat banyak paska cidera yang melilitnya. Prestasi terbaiknya di tahun 2010 adalah menjadi perempatfinalis Djarum Indonesia Open Super Series 2010.

Rosaria Yusfin Pungkasari, sempat mencuri perhatian publik dalam negeri ketika ia menjadi kampiun pada kejuaraan Sunkist Indonesia International Challenge Indocock Djarum Open 2010. Pipin, panggilan akrabnya, menjadi yang terbaik pada kejuaraan ini diantara pemain PB Djarum yang berpartisipasi. Pipin juga sempat mencicipi babak utama kejuaraan berlabel Super Series pada Djarum Indonesia Open Super Series 2010.

Ditengah dominasi pemain China di tunggal putri, pemain-pemain Indonesia tetap berpeluang menembusnya ditahun 2011 ini seperti yang dilakukan pemain India, Saina Nehwal ataupun anggota tim Piala Uber Korea Selatan di tahun lalu. Harapan terbesar tampaknya bisa disematkan pada pundak Ana Rovita dan Maria Febe Kusumastuti. (AR)