
Nama Vita Marissa sudah lebih dari satu dekade berkecimpung di dunia bulutangkis internasional. Usianya memang sudah tak lagi muda, tetapi ia masih bisa menunjukkan prestasi di usianya yang ke 32 tahun.
Atlet yang lahir 4 Januari 1981 ini sepanjang tahun 2013 menggandeng atlet muda PB Djarum, Praveen Jordan di ganda campuran dan bersama Variella Aprilsasi Putri Lejarsar di sektor ganda putri. Bersama Jordan, Vita berhasil merangsek ke rangking 10 dunia.
Ia pun berhasil memberikan pengalaman-pengalaman baru bagi juniornya, Jordan. Sang juniornya ini ia bawa bertarung di persaingan bulutangkis papan atas, All England, super series, grand prix gold dan grand prix dicobanya tahun ini.
Raihan terbaik mereka disepanjang tahun ini adalah tiga gelar juara yang terdiri dari satu gelar grand prix dan dua gelar grand prix gold. Jordan/Vita berhasil menjadi juara di New Zealand Grand Prix, dan menjadi kampiun di Indonesia dan Malaysia Grand Prix Gold. Mereka menundukkan ganda campuran terbaik tanah air Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di partai puncak Indonesia Grand Prix Gold.
Jordan/Vita pun sampai minggu terakhir di tahun 2013 ini bertengger di rangking 7 dunia. Hal ini merupakan hasil dari catatan terbaik mereka. Diawal tahun, mereka berhasil menjadi semifinalis Malaysia Open yang berlabel Super Series.
Vita pun masih bertaji, ia berhasil menembus babak semifinal Singapore Open yang juga berlabel Super Series ditambah dua kali menembus babak perempat final Super Series di Perancis dan Hong Kong.
Tak hanya di ganda campuran, Vita yang bermain rangkap ini pun kini bertengger di rangking 11 ganda putri. Bersama pasangannya asal PB Jaya Raya Suryanaga itu, Vita berhasil menjadi jawara di Australia Grand Prix Gold dan menjadi runner up di Malaysia Grand Prix Gold. Sementara di level super series raihan terbaiknya di ganda putri adalah perempat final di Malaysia Open Super Series awal tahun lalu.
Jika umur menjadi salah satu momok paling menakutkan bagi sebagian besar atlet, namun bagi Vita seiring dengan bertambahnya usia ia justru semakin matang dan merasa tertantang, masihkan ia mampu bersaing bermain pemain dunia lainnya.
“Tahun ini saya tentu bersyukur masih bisa berprestasi sebagai atlet, saya tidak pernah berhenti bersyukur apa yang Tuhan berikan untuk saya. Jika nantipun saya sudah berhenti menjadi atlet kemungkinan besar saya akan menjadi pelatih,” tutur bungsu dua bersaudara ini.
Vita pun belum memberikan sinyal untuk gantung raket. Diawal tahun ia tercatat akan bertanding di Malaysia Open Super Series Premier dan Korea Open namun ia tak lagi berpasangan dengan Jordan, melainkan kembali berpasangan dengan Muhammad Rijal, yang juga pernah meraih gelar di Jepang Open Super Series tahun 2008 silam. (IR)