Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Kevin: "Biarpun Saya Terlihat Kecil, Tapi Kemampuan harus Besar"
06 Juli 2014
Kevin: "Biarpun Saya Terlihat Kecil, Tapi Kemampuan harus Besar"
 
 

Kevin Sanjaya sontak menjadi perbincangan para pecinta bulutangkis. Ia bersama pasangannya Greysia Polii sanggup menyingkirkan unggulan teratas BCA Indonesia Open Super Series Premier 2014, sekaligus penyabet medali Olimpiade 2012, Zhang Nan/Zhao Yunlei pada babak pertama yang digelar Selasa (18/6) lalu.

Euforia kemenangan itu membuat nama Kevin kerap di elu-elukan di Istora pada hari ketiga penyelenggaraan turnamen yang menyodorkan hadiah total US$ 750,000. Sayang, langkahnya di turnamen premier ini harus terhenti. Ia pun terlihat tertunduk lesu saat meninggalkan lapangan.

“Kecewa ya pasti, apalagi di lapangan saya melihat ada peluang,” ujar Kevin usai kalah dari pasangan ganda putra Taipei, Lee Sheng Mu/Tsia Chia Hsin.

Posturnya memang tidak terlihat seperti atlet, tidak seperti postur Lee Yong Dae dari Korea ataupun seniornya, Mohammad Ahsan. Namun, kemampuannya di lapangan sudah teruji sejak ia bermain di level junior.

Tahun lalu, Kevin yang turun di Kejuaraan Dunia Junior (WJC) berhasil membawa tim junior Indonesia ke final. Bahkan ia menyumbang dua poin bagi tim merah putih, meski akhirnya menyerah dari Korea di partai puncak dengan 2-3. Ia pun menyedot perhatian para penonton Thailand, yang kala itu bisa menyaksikan langsung di Stadium Indoor Huwamark atau melalui layar kaca, mereka menjulukinya sebagai “the flying Kevin” karena permainannya yang kerap melakukan cover lapangan ke setiap sudutnya.

Putra kedua pasangan Sugiarto dan Niawati ini mengawali karirnya setelah ia turut bermain bulutangkis di halaman belakang rumahnya di Banyuwangi. Mungkin banyak yang beranggapan Kevin berkarir di bulutangkis berjalan dengan mulus, tetapi sebenarnya ia pernah ditolak Audisi Umum PB Djarum di tahun 2006, tetapi ia tak menyerah. Ia kembali tahun berikutnya, dan akhirnya berhasil mendapat beasiswa bulutangkis PB Djarum di tahun 2007.

Ia sempat ngotot bermain di sektor tunggal. Ia bahkan sempat menolak dan tidak mau saat akan ditransfer dari sektor tunggal ke ganda di tahun 2010 lalu, dari markas PB Djarum di Kudus ke markas ganda PB Djarum di Jakarta.

“Dulu waktu diminta pindah sempat tidak mau, karena kan waktu itu masih remaja kalau tidak salah belum 15 tahun, masih ingin main tunggal. Tapi ternyata pilihan ini tidak salah, saya bersyukur. Mau main di ganda campuran atau ganda putra sama saja,” ujar Kevin. Prestasinya di klub, membuat ia pun akhirnya bergabung dengan Pelatnas di tahun 2013 lalu.

Ia pun menggambarkan tentang dirinya dengan sebuah kalimat singkat. “Mungkin saya terlihat kecil, tetapi kemampuan saya besar,” seperti yang tertulis di halaman profilnya di pbdjarum.org.

Kevin, yang lahir 2 Agustus 1995 kini menjadi harapan baru bagi Indonesia untuk menjadi penyambung tongkat estafet bulutangkis Indonesia. Liliyana Natsir pun memberikan pendapatnya tentang Kevin. “Dia masih muda, dia punya bakat dan kemampuan serta kemauan yang keras, semoga nanti dia bisa menjadi penerus kami,” ujarnya.

Selain bermain bulutangkis, ternyata Kevin hobi bermain game. Di waktu senggangnya ia lebih memilih berdiam di asrama dan bermain game kesukaannya.