Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Pakai Rok ? Siapa Takut
27 April 2011
Pakai Rok ? Siapa Takut
 
 

Alih-alih untuk meningkatkan minat pada olahraga bulutangkis, badan bulutangkis dunia atau Badminton World Federation mengeluarkan kebijaksanaan baru. Semula tanggal 1 Mei 2011, seluruh pemain putri wajib mengenakan rok dalam setiap pertandingan internasional dimulai dari turnamen India Open Super Series 2011. Namun kemudian kebijakan tersebut ditunda hingga 14 Juni 2011 dan kemungkinan sudah diterapkan pada turnamen Singapore Open Super Series.

Kebijaksanaan badan bulutangkis dunia ini mengadposi dari olahraga tenis. Dalam dunia tenis fashion begitu melekat kuat pada penampilan pemain putri. Dalam setiap penampilan di lapangan, hampir semua pemain tenis putri dunia tampil dengan busana yang memikat. Sebut saja Maria Sharapovoa yang senantiasa tampil cantik. Atau Serena Williams yang malah menjadikan dirinya sebagai model hasil rancangannya sendiri. Dunia tenis wanita saat ini memang identik dengan dunia fashion. Perusahaan peralatan olahraga pun juga tidak hanya membuat raket, sepatu atau sejenisnya, tetapi sekarang berusaha menciptakan busana yang menarik untuk para petenis. Beberapa perusahaan peralatan olahraga bahkan sengaja merancang busana secara khusus untuk sang atlet.

Pro dan kontra akan kebijaksanaan ini mulai bermunculan. Bagi sebagian pemain tidak mempermasalahkan hal ini. Tetapi di pihak lain, justru beranggapan bahwa mengenakan rok akan membuat gerakan mereka tidak nyaman. Gerakan dalam bulutangkis yang kadang harus menjulurkan kaki lebih jauh untuk menjangkau bola membuat gerakan mereka seperti terhalang. Belum lagi bagi pemain yang menjangkau bola dengan cara melakukan split, rok tentu bisa menjadi pengganggu gerak mereka. Badminton World Federation (BWF) sebenarnya masih membolehkan pemain wanita mengenakan celana pendek seperti sekarang umumnya. Tetapi pada bagian luar tetap harus mengenakan rok.

Para pemainpun akhirnya hanya bersikap pasrah dengan kebijaksanaan baru ini. Meiliana Jauhari misalnya, meski awalnya ia sempat terganggu dengan harus mengenakan rok, tetapi akhirnya ia pasrah. “Cuma kenyamanan akan terganggu. Main belum tentu bisa semaksimal seperti sewaktu masih mengenakan celana pendek,” ujarnya beralasan.

Alasan senada juga diungkapkan pemain bertubuh mungil Ana Rovita. Semifinalis Djarum Indonesia Open Super Series 2010 ini juga merasakan hal yang sama jika ia harus mengenakan rok. “Bisa mempengaruhi permaian,” jelasnya. Tapi ia masih bersifat netral. “Saya sih suka-suka saja jika harus mengenakan rok,” tambahnya.

Lain halnya dengan Fransiska Ratnasari. Pemain yang akrab dipanggil Nana ini justru mendukung BWF, jika tujuannya untuk memajukan bulutangkis. “Setuju-setuju saja karena itu termasuk salah satu cara untuk menjadikan bulutangkis lebih menarik,” dukung Nana. Akankah bulutangkis bisa mengikuti trend berbusana seperti tenis ?? kita tunggu saja. (AR)