Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Bulutangkis Semakin Mendunia
16 Agustus 2011
Bulutangkis Semakin Mendunia
 
 

Pesta dunia bulutangkis baru saja berakhir dan meninggalkan banyak cerita. Di saat masyarakat Inggris di kejutkan dengan kerusuhan yang menyerang kota London, tak ada pengumuman dari badan bulutangkis dunia atau Badminton World Federation (BWF) untuk menghentikan perhelatan akbar yang sekarang dilaksanakan setiap tahun. Kejuaraan yang dulu dilaksanakan dua tahun sekali inipun tetap berjalan dengan lancar dan sukses.

Kejutan demi kejutan mewarnai kejuaraan ini. Jika kejutan di torehkan oleh atlet dari benua Asia bukan merupakan hal yang aneh. Kekuatan bulutangkis dunia masih berkiblat di Asia. Tetapi yang patut di catat munculnya kekuatan baru dari belahan negara Amerika Latin, Guatemala. Negara yang sebelumnya belum terdengar di blantika bulutangkis dunia tiba-tiba melejit. Guatemala atau tepatnya Republik Guatemala yang terletak di paling utara benua Amerika Tengah menjadi bahan pembicaraan selama kejuaraan dunia 2011. Guatemala menjadi populer setelah pebulutangkis tunggal putra Kevin Cordon menorehkan sejarah di kejuaraan dunia 2011. Datang dengan berbekal peringkat 34 dunia langsung menggebuk Chen Long dari China yang merupakan unggulan kelima di babak pertama. Padahal jika dibandingkan antara keduanya, prestasi Chen Long jauh di atas Kevin Cordon. Kevin di tahun ini hanya menjuarai turnamen sekelas International Challenge di Peru. Dan sekali menjadi finalis di Slovenia International, sebuah turnamen sekelas International Series. Langkah spektakuler Kevin Cordon hanya terhenti di babak delapan besar oleh pemimpin unggulan tertinggi tunggal putra, Lee Chong Wei.

Negara lain yang tiba-tiba menjadi bahan pembicaraan adalah Spanyol. Negeri matador yang lebih sering terkenal dengan olahraga sepakbola dan tenis, tiba-tiba menyeruak. Melalui Pablo Abian, pemain berperingkat 23 dunia, Spanyol menjadi terkenal di dunia bulutangkis. Pemain sekelas Marc Zwiebler asal Jerman yang baru saja menjadi juara pada turnamen Yonex Canadian Open 2011 serta pernah menjadi finalis Denmark Open Super Series 2009 tersungkur di tangannya. Ia hanya kalah bersaing dari The Raising Star Kevin Cordon di babak ketiga.

Masih dari negeri Matador, Carolina Marin, pebulutangkis putri yang masih berusia 18 tahun ikut membuat nama Spanyol menjadi semakin berkibar. Dua pemain handal di hentikannya di babak awal. Pemain imigran China yang hijrah ke Belanda Yao Jie dibekuknya dalam dua game saja di babak pertama. Kejutan dibuatnya lagi di babak kedua. Pemain ulet asal Jepang yang menjadi unggulan kelimabelas dan sering menjadi batu sandungan bagi pemain Indonesia, Eriko Hirose mampu di hadangnya. Ia hanya kalah dari sang finalis Cheng Shao Chieh di babak ketiga, itupun melalui pertarungan yang sengit.

Munculnya nama baru dari belahan dunia lain, menandakan bahwa olahraga bulutangkis menjadi olahraga yang semakin menarik untuk di geluti dan tentunya berdampak baik bagi dunia bulutangkis dengan harapan bulutangkis tetap menjadi cabang olahraga yang di selenggarakan di Olimpiade. (AR)