Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Profil Hantoro
18 Juli 2012
Profil Hantoro
 
 

Nama Hantoro belakangan ini sering menghasi  lembaran bulutangkis nasional. Atlet PB Djarum asal Surabaya ini kini sering menghiasi podium juara. Padahal ia baru sekitar dua tahun bergabung dengan PB Djarum. Hantoro bersinar mulai ia memasuki kelas remaja. Beberapa kali bersama Arsya Isnanu Ardi Putra mampu berdiri menerima medali.

Prestasinya sejak bergabung dengan PB Djarum cukup diperhitungkan. Hantoro bersama Arsya menjadi juara ganda remaja putra Astec Open 2011. Di tahun ini, mereka memulai peruntungannya di level taruna. Hasilnya mereka mampu menjadi juara Sirnas Makassar. Di samping itu mereka juga kerap mengisi podium kedua seperti Sirnas DKI Jakarta dan Kejuaraan khusus ganda yang digagas Candra Wijaya. Terakhir mereka mampu menembus semifinal turnamen yunior Internasional Tangkas Spec Open Badminton Challenge 2012.

Hantoro memang sangat suka olahraga bulutangkis sejak kecil. Dari umur tiga tahun ia mulai dikenalkan kepada olahraga bulutangkis oleh orang tuanya. “Dari umur tiga tahun papa saya mengajak saya ke lapangan bulutangkis,”ungkapnya.  Inilah cikal bakal ia menyukai olahraga yang menggunakan raket ini. Sejak itu ia mulai suka mengayunkan raket. 

Melihat anaknya mulai suka dengan bulutangkis, Tjandra Setiawan yang merupakan ayah dari Hantoro, berinisiatif mengajak anaknya bergabung pada klub bulutangkis di daerahnya, Surabaya. Rupanya ajakan ayahnya di sambut positif oleh Hantoro kecil. Jadilah ia berlatih setiap hari selepas pulang sekolah.

Suryanaga yang menjadi Klub tempat Hantoro berlatih lokasinya tidaklah terlalu jauh dari rumahnya yang terletak di daerah Manyar, Surabaya. Meski begitu ia lebih sering diantar menggunakan motor oleh papa atau mamanya menuju tempat latihan. Padatnya jadwal kegiatan di sekolah dasar Petra 9, Surabaya membuat ia sedikit kewalahan dalam membagi waktu antara latihan dan sekolah.

Beruntung ia termasuk anak yang disiplin dalam hal kegiatan sekolah, meski tak satupun mata pelajaran yang menjadi favoritnya. Berbanding terbalik dengan bulutangkis yang menjadi kegiatan favoritnya. Ia terkadang mangkir menjalani latihan bulutangkis hanya demi memuaskan hobinya yang lain, yakni bermain layang-layang. Hantoro di masa kecil tak begitu menggemari bermain sepeda atau sepak bola seperti bocah lainnya. Ia lebih tertarik berpanas-panasan di bawah terik matahari sambil mengulur atau menarik benang gelasan memainkan layang-layang di angkasa. Baginya, tak ada keasyikan selain bermain layang-layang.  Tak heran, jika ia mangkir berlatih, orangtuanya pun dapat segera bisa mencarinya. Ia tak akan jauh dari lapangan tempat ia biasa bermain layang-layang. Jika demikian, maka Hantoro bersiap-siap menerima omelan dari sang ayah. “Kalau ketahuan bolos latihan, biasanya papa akan marahi saya,”ujarnya sambil tertawa.

Kehadiran Hantoro di klub PB Djarum memang masih terbilang baru. Seputar bulan September 2010 lalu ia bergabung dengan pusat pembinaan yang ada di Petamburan. Ia telah mengenal PB Djarum jauh sebelum ia mengajukan permohonan kepada kedua orang tuanya. Kedua orangtuanya pun mendukung keinginan Hantoro. Jadilah ia berpisah dengan kedua orang tua yang sangat dicintainya. Dan jika rasa rindu menggayuti perasaannya, maka ia akan langsung menelepon kedua orang tuanya. “Biasanya kalau kangen sama mama, papa saya pasti menelepon mereka,”ceritanya.

Hantoro banyak berharap dengan klub yang telah melahirkan banyak atlit besar ini. Ambisi besar Hantoro dengan PB Djarum adalah menjadi seorang juara. Termasuk impian besarnya menjadi juara dunia, All England dan tentunya juara olimpiade. (AR)
Profil Hantoro