Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Berharap Pada Mitos
29 Juli 2012
Berharap Pada Mitos
 
 

Meski bulutangkis resmi masuk pada cabang olahraga Olimpiade pada tahun 1992, tetapi nomor ganda campuran baru di pertandingkan empat tahun kemudian atau tepatnya pada Olimpiade 1996. Ada hal yang menarik dalam empat tahun perjalanan ganda campuran di ajang olimpiade. Jika kita membuka catatan lembaran sejarah dari pertama kali ganda campuran di pertandingkan di Olimpiade, akan kita temui mitos yang tidak mengenakan pada pimpinan unggulan. Mitos yang mengena pada unggulan pertama, seolah telah menjadi kutukan. Belum pernah terjadi sampai  Olimpiade Beijing 2008, unggulan utama ganda campuran bisa menjadi juara . Seluruh juara alias pemegang medali emas ganda campuran olimpiade bukan merupakan pasangan unggulan pertama.

Kutukan pertama di alami oleh ganda dari Korea Selatan Park Joo Bong/Ra Kyung Min di tahun pertama nomor ganda campuran di pertandingkan di Olimpiade. Siapa yang bisa menduga jika pemain sekaliber Park Jo Bong ternyata bisa di hentikan. Hadir sebagai unggulan pertama ganda campuran, Park Jo Bong/Ra Kyung Min sukses menembus partai puncak dengan mengalahkan seluruh lawannya hanya dalam dua game termasuk juga jago China saat itu, Liu Jianjun/Sun Man. Di final mereka menghadapi rekannya yang juga juniornya, Kim Dong Moon/Gil Young Ah. Di partai final, tak ada yang bisa menduga jika Park Jo Bong/Ra Kyung Min yang menjadi unggulan utama pun tersungkur, kalah tiga game dari Kim Dong Moon/Gil Young Ah.

Kutukan kedua justru menimpa ganda campuran nomor satu Indonesia pada tahun 2000. Olimpiade Sydney menyisakan kenangan yang menyesakkan bagi kontingen bulutangkis Indonesia. Tri kusharjanto/Minarti Timur datang ke arena Olimpiade dengan balutan unggulan utama. Final ganda campuran pun bisa dalam genggaman mereka. Ganda campuran China Zhang Jun/Gao Ling membuyarkan harapan Indonesia untuk mendulang emas dari nomor ganda campuran. Dalam tiga game, ganda Indonesia menyerah.

Di pagelaran ketiga atau tepatnya pada Olimpiade tahun 2004, giliran ganda Korea Selatan Kim Dong Moon/Ra Kyung Min yang tertimpa kutukan. Pertama dalam sejarah, unggulan utama terhenti  sebelum partai final di mulai. Athena menjadi kuburan bagi pemimpin daftar unggulan. Ganda campuran nomor satu Korea Selatan ini kalah dari ganda Denmark Rikke Olsen/Jonas Rasmussen. Juara bertahan Zhang Jun/Gao Ling dari China yang datang hanya sebagai unggulan kedua kembali tampil di pentas juara.

Kembali ganda campuran Indonesia gagal menghapus mitos. Nova Widianto/Liliyana Natsir yang muncul di dunia bulutangkis bak meteor, kandas di babak final pada olimpiade 2008 yang di selenggarakan di Beijing, China. Datang menjadi unggulan utama, justru tak kuasa menahan serangan ganda campuran Korea Selatan Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung di babak final. Ganda Korea pun akhirnya bisa mencuri medali emas.

Pada Olimpiade 2012 yang sekarang diselenggarakan di London, Inggris, ganda campuran China Zhang Nan/Zhao Yunlei hadir dengan emblem unggulan utama. Akankah kutukan kembali mengenai unggulan utama dan gelar juara akan di rebut ganda Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir ? ataukah justru unggulan utama bisa menghapus mitos ? (AR)