Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [Menuju Olimpiade 2020] Gregoria Benahi Sisi Non Teknis
08 Juli 2021
[Menuju Olimpiade 2020] Gregoria Benahi Sisi Non Teknis
 
 

Kiprah Indonesia pada cabang olahraga di Olimpiade terus berlanjut. Jika Indonesia pernah punya Susy Susanti, Mia Audina, dan Maria Kristin Yulianti, maka saatnya bagi pebulutangkis Gregoria Mariska Tunjung untuk unjuk gigi pada Olimpiade Tokyo 2020. Pemain kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah, harus berjuang sendiri di sektor tunggal putri.

Gregoria berangkat menuju Tokyo, Jepang, berbekal peringkat 23 dunia. Selain itu pemain yang pernah menjadi juara BWF World Junior Champhionships 2017 juga menjadi pemain yang pernah mengalahkan pemain-pemain top dunia. Sebut saja Akane Yamaguchi, pemain Jepang yang berada pada peringkat lima dunia pernah ditaklukkan Gregoria pada ajang Asian Games 2018 yang berlangsung di Jakarta.

Lalu di Asian Games 2018 pula Gregoria mengalahkan mantan pemain nomor satu Korea Sung Ji Hyun. Busanan Ongbamrungphan, pemain asal Thailand sudah sering dihentikan. Pemain nomor satu Tiongkok, Chen Yu Fei juga pernah menelan kekalahan dari Gregoria pada BCA Indonesia Open 2017. Tetapi pekerjaan rumah Gregoria masih banyak. Jika bertemu dengan Ratchanok Inthanon, ia kerap gagal. Hal yang sama juga jika berhadapan dengan Shindu Pusarla V dari India.

Gregoria bukannya tidak memiliki senjata. Sebenarnya ia bisa mengimbangi pemain papan atas dunia, malah lebih sering unggul pada game penentuan. Hanya sayang penyelesaian akhirnya yang tidak sempurna. Hal inilah yang ia rasa perlu benahi. Sisi non teknis menjadi menu wajib baginya dengan bantuan Psikolog.

"Di sisi nonteknis mulai tahun ini saya mencoba untuk konsultasi ke psikolog karena masalahnya kan mindset saya sudah lumayan lama kalau bisa dibilang seperti ini. Dari tahun 2019 masih begitu-begitu saja masalahnya. Unggul jauh, terkejar lalu kalah. Jadi saya merasa perlu ada orang yang bisa pelan-pelan mengubah mindset itu dan membuat saya kembali percaya diri," ujar Gregoria kepada tim Humas dan Media PP PBSI.

Ia pun berharap pada Olimpiade yang sudah di depan mata bisa berprestasi dengan baik.

"Untuk nanti di Olimpiade, saya mencoba untuk terus menyemangati diri sendiri tanpa memikirkan hasil. Kadang yang membuat saya tidak bisa mengontrol diri sendiri itu karena terlalu menggebu-gebu. Jadi sebisa mungkin motivasi itu dijadikan sesuatu hal yang positif, bukan menjadi merugikan," tuturnya.

"Harapan di Olimpiade nanti, pastinya mau hasil terbaik. Apalagi saya sudah diberi kesempatan untuk tampil karena tidak semua atlet punya kesempatan tampil di sana. Saya beryukur mendapat kesempatan itu dan saya mau maksimalkan tanpa banyak berpikir macam-macam. Saya harus lebih tahu saja apa yang akan saya lakukan nanti," pungkasnya.