Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > Tunggal Putra Tetap Punya Peluang
01 Agustus 2012
Tunggal Putra Tetap Punya Peluang
 
 

Sumber foto: sport.detik.com

Babak eliminasi Olimpiade cabang bulutangkis nomor tunggal putra usai sudah. Nama-nama pemain yang sukses melangkah ke babak knock out sudah terlihat. Dua wakil tunggal putra Indonesia berhasil menerobos babak enam belas besar. Hanya saja peluang untuk menembus babak delapan besar akan menemui jalan terjal. Baik Simon Santoso maupun Taufik Hidayat akan menemui dua pemain yang kerap merajai bulutangkis dunia. Simon yang menjadi juara grup B akan bertemu pemain nomor satu dunia Lee Chong Wei. Sementara Taufik Hidayat akan menghadapi Lin “Super” Dan dari China.

Pertemuan juara Olimpiade Athena 2004, Taufik Hidayat dengan Lin Dan akan memberi warna tersendiri bagi Olimpiade khususnya cabang olahraga bulutangkis. Sayangnya dua icon bulutangkis sudah harus bertemu prematur. Lepas babak eliminasi grup, keduanya sudah langsung berhadapan. Partai ini memang layak di nanti para pecinta bulutangkis dunia. Dua pemain yang memiliki karakter yang hampir sama akan saling berhadapan. Taufik dinilai para pengamat bulutangkis merupakan pemain yang miliki teknik pukulan yang lengkap. Juga merupakan pemain yang memiliki kekuatan pergelangan tangan yang kuat. Pukulan backhandnya pun tak kalah ganasnya dengan forehand. Sementara Lin Dan merupakan prototype pemain bulutangkis modern. Lin Dan yang merupakan pemain kidal, memiliki kecepatan diatas pemain lainnya. Smash lurus dan silang yang sering di peragakan akan tetap menjadi andalannya untuk menghadapi Taufik.

Babak enam belas besar akan menjadi tempat bertemunya dua tunggal putra terbaik dunia untuk keenam belas kalinya.  Saat ini Taufik baru unggul sebanyak empat kali berbanding dua belas kali kekalahan. Perseteruan kedua atlet dunia ini dimulai sebelas tahun silam. Taufik mulai bertemu untuk pertamakalinya dengan Lin Dan pada tahun 2001. Pada kejuaraan Asia tahun 2001, menjadi tempat kekalahan pertama Taufik dari Lin Dan. Kemenangan pertama Taufik bermula pada kejuaraan Djarum Indonesia Open 2004. Taufik mengkandaskan Lin Dan di babak semifinal dan kemudian ia pun berhasil meraih gelar juara tunggal putra. Taufik pun mengamankan gelar juara dunia tunggal putra pada tahun 2005 dari incaran Lin Dan. Dalam dua game, Taufik berhasil merebut gelar juara dengan menggusur Lin Dan. Pada ajang Asian Games 2006 pun Taufik mengkandaskan Lin Dan di partai puncak. Tetapi setelah itu, Taufik belum lagi bisa untuk memenangkan laga pertandingan melawan jago China. Termasuk juga pada pertemuan terakhir mereka yang terjadi di tahun 2012 lalu pada kejuaraan Yonex All England Super Series. Kala itu Taufik menyerah dua game langsung.

Pertarungan antara Simon Santoso melawan Lee Chong Wei pun tak kalah serunya. Sebelum berangkat ke London, Simon memiliki bekal yang baik. Simon datang dengan membawa gelar juara tunggal putra Djarum Indonesia Open Super Series 2012. Sementara Lee Chong Wei datang ke Wembley dengan membawa bekas cidera. Pertemuan antara Simon dengan juara Yonex All England Super Series 2011, sudah berlangsung sebanyak delapan kali. Dari pertemuan tersebut, Simon baru bisa sekali unggul pada babak kedua Jepang Terbuka tahun 2009 silam. Peluang Simon untuk mejadi penghalang jago Malaysia masih tetap terbuka. Andalan Malaysia ini, pada pertandingan perdana di grup A, di paksa bermain rubber game oleh pemain Finlandia Ville Lang. Lee Chong Wei menang dengan harus merelakan kehilangan satu game. Meski Lee Chong Wei sudah dinyatakan sembuh dari cedera yang membekapnya, namun trauma cedera rasanya akan tetap membayang-bayangi permainannya. Celah ini lah yang semestinya bisa dimanfatkan oleh Simon jika ingin mengalahkan pemain nomor satu Malaysia ini. (AR)