Partai belum final di laksanakan, tetapi Indonesia sudah memastikan merebut gelar juara ganda campuran pada kejuaraan World Junior Badminton Championship 2012 yang berlangsung di Chiba, Jepang. Kepastian satu gelar juara dari ganda campuran di dapat setelah dua pasang ganda campuran Indonesia akan saling berhadapan di babak final. Edi Subaktiar/Melati Daeva Oktavianti akan bertemu rekannya Alfian Eko Prasetyo/Shella Devi Aulia.
Meski harus bertanding sebanyak dua kali dalam sehari, para pemain ganda campuran Indonesia mampu menahan rasa letih yang mereka alami. Permainan pantang menyerah di perlihatkan para pemain Indonesia.
Di sesi pertama yang memainkan babak perempat final, dua ganda Indonesia harus bertemu dengan wakil dari Korea Selatan. Edi Subaktiar/Melati Daeva Oktaviani unggul atas Jung Jae Wook /Shin Seung Chan dalam dua game 21-14, 21-19.
“Awalnya sempat tegang juga masuk lapangan, karena Shin Seung Chan adalah pemain yang bagus dan merupakan Juara Dunia Yunior 2011 dan Juara Asia Yunior 2012 di ganda putri. Tapi saat bisa meraih poin demi poin dan menyusul saat ketinggalan, kami semakin yakin kalau kami bisa menang,” ungkap Melati seperti di utarakan pada website resmi PB PBSI.
Juara tahun lalu Alfian Eko Prasetyo yang menggandeng Shella Devi Aulia membuat kejuatan besar di babak perempat final. Unggulan utama ganda campuran Choi Sol Kyu/Chae Yoo Jung tumbang di tangan mereka hanya dalam dua game saja. Pasangan Indonesia yang hanya berada pada unggulan [9/16] menang dengan 21-17, 21-13.
“Tahun lalu saya dan Gloria sudah pernah bertemu pasangan ini, jadi sudah tahu permainannya. Mereka unggul di no lob panjang ke belakang, jadi kami banyak antisipasi di bagian ini,” ungkap Alfian.
“Saat berhasil memimpin, kami makin percaya diri dan terus mengendalikan permainan. Saya makin semangat karena ingin mempertahankan gelar juara,” lanjut Alfian
Sayangnya pasangan Putra Eka Rhoma/Ni Ketut Mahadewi Istirani harus mengakui ganda China Chen Liu Yu/Chen Qingchen dengan 23-21, 21-14.
Partai semifinal yang dimainkan sore harinya, mempertemukan ganda Indonesia dengan China. Perang antara Indonesia dengan China di pastikan terjadi setelah kedua negara yang biasa menjadi barometer bulutangkis dunia menempatkan masing-masing dua wakilnya di babak semifinal.
Perjalanan mereka di babak semfinal terasa sangat berat. Semua partai semifinal ganda campuran harus berakhir rubber game dan memakan waktu hampir mendekati satu jam
Edi Subaktiar/Melati Daeva Oktavianti yang menempati unggulan kedua harus bertemu pasangan China Liu Yuchen/Chen Qingchen yang berada pada unggulan [3/4]. Ganda Indonesia sempat kalah jauh di game pertama dengan 14-21. Sempat terjadi kejar mengejar angka di game kedua, pasangan Indonesia akhirnya bisa mencuri game kedua dengan 21-18. Pasangan Indonesia yang sudah berada di atas angin segera menyudahi permainan dan menang dengan 21-11.
“Waktu game kedua, mas Sigit (Sigit Budiarto -red) terus berteriak kepada kami supaya jangan mau kalah. Kata-kata mas Sigit terus terngiang-ngiang di pikiran kami. Setidaknya salah satu dari ganda campuran Indonesia harus ada yang masuk final, kami tidak ingin terjadi all China final, ternyata malah all Indonesian final,” ujar Melati.
“Pada game kedua dan ketiga, saya lebih berani di depan net. Kami banyak dapat poin dari sini, kami makin yakin kalau ganda China ini bisa dikalahkan. Apalagi Chen semangat sekali dengan teriakannya, saya pun berteriak lebih kuat lagi agar lebih semangat, dan ternyata berhasil, kami unggul jauh di game ketiga,” tambah Melati.
Alfian Eko Prasetyo/Shella Devi Aulia pun tak mau kalah. Ganda China Wang Yilu/Huang Yaqiong yang menempati unggulan [3/4] berhasil mereka kalahkan. Meski harus menahan rasa letih yang teramat sangat dan Shella sempat mendapat perawatan medis, ganda Indonesia akhirnya menang. Di game pembuka pasangan Indonesia menyerah dengan 12-21. Di Dua game tersisa ganda Indonesia mampu membalikkan keadaan dan menang dengan 21-19, 21-12.
“Kami sempat kewalahan sekali pada game pertama sampai kalah jauh. Tapi ketika bisa menang di game kedua, saya melihat lawan sedikit tidak yakin, jadi kami coba menekan terus. Pada game ketiga kami semakin percaya diri,” tutur Shela.
“Stamina saya memang terkuras sekali, karena begitu lelahnya, saya kesulitan untuk makan. Ini menyebabkan oksigen di tubuh kurang, badan jadi dingin dan kaki saya jadi mudah kram. Untungnya saya masih bisa melanjutkan permainan karena Alfian bisa membantu mengcover lapangan,” jelas Shela.
Dengan keberhasilan ini, maka ganda campuran berhasil menyamai prestasi seperti yang dibuat tahun lalu. Kala itu, Alfian Eko Prasetyo/Gloria Emanuelle Widjaja berhasil menjadi juara dengan mengalahkan Ronald Alexander/Tiara Rosalia Nuraidah. (AR)