Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [Piala Thomas dan Uber 2014] Indonesia Rajai Piala Thomas
14 Mei 2014
[Piala Thomas dan Uber 2014] Indonesia Rajai Piala Thomas
 
 

Indonesia merupakan negara yang paling unggul dalam perebutan juara Piala Thomas. Dari dua puluh tiga kali perhelatan lambang supremasi bulutangkis beregu putra, tiga belas kali sudah Indonesia mampu membawa pulang Piala Thomas ke bumi pertiwi.

Kisah sukses tim Merah Putih di ajang dua tahunan ini diawali pada saat penampilan pertama kalinya di tahun 1958. Singapura, tempat penyelenggaraan piala Thomas tahun itu menjadi saksi kedigjayaan pemain-pemain Indonesia. Tim  Indonesia yang masa itu tampil untuk pertama kalinya, di luar dugaan mampu menuju babak puncak. Lawan yang di hadapi tim Piala Thomas Indonesia kala itu adalah Malaysia yang ketika itu masih menggunakan nama Malaya. Malaysia yang lebih diunggulkan, di luar dugaan takluk tangan tim Indonesia dengan kedudukan akhir 6-3.

Di tahun kedua keikutsertaan Indonesia di Piala Thomas pada tahun 1961, semakin membuktikan diri bahwa Indonesia adalah tim yang patut diperhitungkan. Dihadapan publik Istora Senayan, Jakarta, Tim Piala Thomas Indonesia merebut gelar juara dengan menghentikan tim Thailand yang menjadi lawan di babak final dengan kedudukan akhir 6-3.

Tim Indonesia kemudian kembali berhasil mempertahankan Piala Thomas Di tahun 1964 yang ketika itu dilangsungkan di Tokyo, Jepang. Indonesia untuk ketiga kalinya mempertahankan Piala Thomas setelah unggul tipis 5-4 atas Tim Denmark.

Sejarah kelam perbulutangkisan Indonesia terjadi di tahun 1967. Jakarta yang menjadi kota penyelenggara menjadi saksi bisu bagaimana Herbert E Scheele, wasit kehormatan badan bulutangkis dunia masa itu, menghentikan pertandingan di babak final. Pertarungan antara dua jago melayu antara Indonesia melawan Malaysia berlangsung sengit. Indonesia yang tertinggal 3-4, nyaris bisa menyamakan melalui ganda Indonesia Mulyadi/Agus Susanto. Setelah kalah di game pertama, ganda Indonesia mampu membalikkan keadaan. Dari tertinggal 2-10, ganda Indonesia berbalik unggul 13-10. Teriakan penonton yang mendukung pasangan Indonesia di rasakan menganggu konsentrasi pemain Malaysia. Scheele pun meminta penonton meninggalkan lapangan pertandingan. Permintaan Scheele jelas di tolak oleh PBSI. Namun Scheele tetap pada pendiriannya dan bahkan menyatakan Indonesia kalah 3-6 atas Malaysia. Kisah kelam ini dikenal dalam lembaran sejarah perbulutangkisan di Indonesia sebagai tragedi Scheele.

Kenangan menyakitkan di tahun 1967 sangat berbekas bagi tim Indonesia. Di tahun 1970, tim Piala Thomas Indonesia membalas sakit hati dengan mengalahkan Malaysia di kandang negeri Jiran dengan kemenangan telak 7-2 sekaligus membawa pulang kembali Piala Thomas ke bumi pertiwi.

Empat kali penyelenggaraan Piala Thomas, tim Indonesia tampil tanpa terkalahkan. Indonesia sukses mempertahankan piala Thomas empat kali berturut-turut pada tahun 1970, 1973, 1976 dan 1979.

Hadirnya China sebagai kekuatan baru di dunia bulutangkis membuat posisi Indonesia terancam. China tampil trengginas pada babak final piala Thomas 1982 yang dimainkan di London, Inggris. Indonesia yang notabene memiliki pemain ganda terbaik dunia harus mengakui kekuatan dari negeri tirai bambu. Dalam babak final yang dimainkan selama dua hari ini, tim Piala Thomas Indonesia dipaksa mengakui ketangguhan China dengan kedudukan akhir 4-5.

Di tahun 1984, Tim Piala Thomas Indonesia melalui strategi yang jitu, berhasil melakukan aksi balas kekalahan. Tim China yang kala itu bertabur bintang dan menjadi lawan Indonesia di babak final takluk di tangan punggawa merah putih. Hastomo Arbi, pemain asal Klub PB Djarum menjadi pahlawan kemenangan Indonesia atas tim China. Indonesia yang tertinggal 0-1, setelah Liem Swie King takluk di tangan Luan Jin. Indonesia berhasil menyamakan kedudukan 1-1 melalui Hastomo Arbi yang menang atas Han Jian. Icuk Sugiarto yang menjadi tunggal ketiga Indonesia tak kuasa menghadapi musuh bebuyutannya, Yang Yang. Kalahnya Icuk membuat Indonesia tertinggal 1-2. Christian Hadinata yang berpasangan dengan Hadi Bowo tampil tenang dan membuat tim Indonesia kembali menyamakan 2-2 kedudukan setelah menang atas He Sangquan/Jiang Guoliang. Kemenangan dramatis tim Piala Thomas Indonesia atas China di buat oleh Lim Swie King/Kartono. Tim Piala Thomas Indonesia menang atas tim Piala Thomas China 3-2.


Setelah sepuluh tahun Piala Thomas lepas dari pangkuang merah putih, pada tahun 1994 kembali putra-putra terbaik bangsa merebut Piala Thomas. Tim yang beranggotakan Joko Suprianto, Hariyanto Arbi, Ardy B Wiranata, Hermawan Susanto, Ricky Subagdja, Rexy Mainaky, Bambang Suprianto, Gunawan, dan Deny Kantono sukses membawa pulang Piala Thomas.

Keperkasaan Indonesia terus berlanjut. Empat kali berturut-turut pialaThomas Indonesia berhasil diamankan dan tetap berada di nusantara. Di tahun 1996, 1998, 2000 sampai 2002 para putra terbaik bangsa sukses menorehkan sejarah mempertahankan Piala Thomas berada di Indonesia.  (AR)