Hariyanto Arbi adalah salah satu legenda bulutangkis tanah air yang sangat mentereng. Bahkan julukan 'Smash 1000 Watt' pun masih cukup melekat dan dikenal hingga saat ini.
Klub bulutangkis PB Djarum terkenal telah melahirkan banyak pemain kelas dunia. Di kejuaraan sekelas All England, bertaburan nama-nama pemain seperti Kevin Sanjaya Sukamuljo Mohammad Ahsan, Tontowi Ahmad, Liliyana Natsir, Praveen Jordan, Melati Daeva Oktavianti dan lainnya. Nama-nama pemain lawas seperti Hariyanto Arbi, Liem Swie King, Christian Hadinata, Kartono, Heryanto dan lainnya juga pernah mencicipi menjadi juara di kejuaraan tertua sejagad.
Peranan keluarga Arbi dalam event bergengsi beregu putra di Piala Thomas sangatlah penting. Ketiga bersaudara Hastomo Arbi, Eddy Hartono, dan Hariyanto Arbi menjadi salah satu pebulutangkis yang diandalkan Indonesia dalam meraih gelar di kejuaraan Piala Thomas.
Pencinta bulu tangkis era 80-an tentu masih ingat dengan Hastomo Arbi. Bagaimana tidak, pemain kelahiran Kudus, 5 Agustus 1958 ini adalah penentu kemenangan tim Thomas Indonesia pada tahun 1984 silam.
Hariyanto Arbi kembali dipercaya menjadi ujung tombak pada perebutan Piala Thomas 1998 di Hongkong. Ia bersama Joko Supriyanto, Hendrawan, Marleve Mainaky dan Indra Wijaya di barisan tunggal. Sementara kekuatan ganda diisi oleh Ricky Soebagja, Rexy Mainaki, Candra Wijaya, Sigit Budiarto dan Tony Gunawan. Indonesia berada satu grup bersama Malaysia, Korea dan Belanda.
Nama Hariyanto Arbi sudah melekat erat dalam sejarah bulutangkis Indonesia. Lelaki kelahiran Kudus, Jawa Tengah, kerap menghiasi tinta emas perjalanan bulutangkis tanah air. Pemain yang mendapat julukan “Smash 100 watt” ini telah menyumbangkan berbagai gelar bagi merah putih. Namanyapun masuk sebagai pemain yang sukses membawa piala Thomas empat kali berturut-turut.
